Skemanews.com, Gorontalo —Pj. Ketua Komisariat Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) Komisariat Nahdlatul Ulama (NU) Gorontalo,Faisal Moha menyatakan sikap tegas mendukung langkah politik dan moral yang diambil oleh anggota DPRD Dheninda Chaerunnisa (Dini) dalam mengungkap dugaan praktik percaloan dalam rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Selasa (14/10/25).
Langkah Dini dianggap sebagai bentuk nyata keberanian seorang wakil rakyat yang menjalankan fungsi pengawasan tidak hanya secara administratif, tetapi juga secara etis dan moral.
“Praktik percaloan dalam rekrutmen aparatur negara adalah penyakit lama yang terus hidup karena adanya kolusi dan budaya diam. Dini berani bicara melawan sistem yang kotor itu, dan keberanian seperti ini harus dilindungi, bukan dicurigai,” tegas Faisal.
Menolak Framing dan Pembunuhan Karakter
PERMAHI menyesalkan adanya upaya framing negatif terhadap Dini melalui potongan video dan narasi yang dipelintir di media sosial. Menurut mereka, hal itu adalah bentuk pembunuhan karakter terhadap perempuan yang kritis dan berani bersuara melawan praktik curang dalam birokrasi.
“Manipulasi opini publik seperti itu sangat berbahaya. Kritik boleh, tapi harus berdasarkan data dan konteks yang benar, bukan provokasi politik,” tegas pernyataan tersebut.
Keberpihakan pada Rakyat dan Hukum Progresif
Dalam pandangan PERMAHI, sikap Dini mencerminkan semangat hukum progresif — di mana kekuasaan dan hukum harus berpihak pada rakyat kecil, bukan kepada segelintir elite yang memperjualbelikan jabatan.
“Percaloan dalam P3K bukan hanya pelanggaran etik, tapi pengkhianatan terhadap prinsip meritokrasi dalam sistem kepegawaian negara,” ujar Faisal.
Ajak Publik Fokus pada Substansi, Bukan Isu Politik
PERMAHI NU Gorontalo mengajak masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu politik sesaat. Persoalan yang diangkat Dini bukan soal suka atau tidak suka terhadap sosok tertentu, tetapi soal komitmen menjaga proses rekrutmen aparatur yang bersih, transparan, dan adil.
“Mari kita lihat substansinya: ini bukan soal individu, tapi soal keberanian melawan praktik jual-beli jabatan yang mencederai keadilan publik.”
Dini, Simbol Keberanian Perempuan Gorontalo
Sebagai penutup, PERMAHI NU Gorontalo menilai Dheninda Chaerunnisa sebagai simbol keberanian perempuan Gorontalo yang menjunjung nilai integritas dan keberpihakan pada rakyat.
“Kami tidak melihat Dini hanya sebagai politisi, tetapi sebagai figur yang berani berdiri di atas kebenaran. Suara seperti ini harus dilindungi, karena tanpa keberanian seperti Dini, praktik korup dan nepotisme akan terus hidup,” tutup Faisal Moha.
